Pernah suatu kali temanku bercerita. Awalnya dia setengah hati masuk sma teladan. "hatiku tertinggal di sma lain," mungkin seperti itu kata-katanyanya. Meski begitu, hari demi hari tetap dia lalui. Tahun pertama terlewati, menyusul tahun kedua, hingga suatu saat dia bercerita lagi, "alhamdulillah. Beruntungnya aku bersekolah di teladan."
TONTI menjadi pilihanku di awal masa open recruitment organisasi yang ada di teladan. Entah apa alasanku. Bodohnya jika memilih tanpa alasan yang jelas. Tapi itulah aku, dulu. Perlu kuberitahu bahwa 3 bulan pertama di tonti diisi full dengan latihan. Tak tanggung-tanggung, 6 hari tiap minggu. Berpanas-panas disaat yang lain berteduh, berkeringat disaat yang lain bersantai, akhirnya membuatku ada pada titik jenuh. Sempat kusesali, walaupun terus kujalani. Sekarang semua itu kusyukuri, sebagai salah satu nikmat yang tak ada duanya, dengan rangkaian pengalaman yang tak terganti.
Di awal kelas dua, aku mendapat amanah sebagai koor acara hut. Lagi,
aku tak tahu bagaimana aku bisa menerima amanah seberat itu. Aku merasa
bahwa disana aku menjadi beban bagi teman-temanku di sie acara.
Sepertinya kenyataannya pun memang begitu. Penyesalan, suara negatif
kadang berkumandang di hatiku, hingga di akhir masa kepanitiaan aku
sadar, banyak hal kudapatkan dari mereka. Aku tahu bahwa Allah memang
memberiku kesempatan belajar dari mereka, sie acara. Saat rangkaian
acara berakhir, aku bersyukur pernah menjadi bagian dari mereka.
Gvt2010, entah bagaimana aku bisa menjadi kopan ke4. Awalnya sih iya iya saja. Toh temannya banyak, pikirku. Di awal perjalanan, sempat kusesalkan suatu hal. Yang jelas aku merasa rugi menjadi kopan waktu itu. Waktu berputar. Ternyata disana aku bertemu dengan banyak orang hebat. Terlalu banyak ilmu yang ada disana. Bahkan silaturrahimnya sangat kokoh. Kini kukatakan, pansus adalah salah satu bagian yang paling kusyukuri di teladan.
Begitulah teman. Ada kalanya suatu pilihan membuat kita menyesal. Ada kalanya pikiran negatif menyertai kita pada pilihan itu. Tapi, selama pilihan itu baik, ayo hilangkan sesal, lenyapkan pikiran negatif, dan lakukan maksimal. Ikhlas. Maka suatu saat nanti sesal itu akan menjadi syukur.
Husnudzan, karena Allah adalah sebaik-baik sutradara.
~dibawah purnama dzulqa'dah~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar